Oleh: Indira Dewi
Budaya
lokal nusantara mengenal kain tenun sebagai benda yang menjadi ciri khas
tradisional masyarakatnya. Salah satu masyarakat itu adalah Suku Baduy di
Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes. Suku Asli Banten ini memiliki kain tenun
dengan warna putih sebagai ciri khas baduy dalam dan biru tua dan hitam sebagai
ciri khas baduy luar. Selain itu, teksturrnya yang kasar dan motif sederhana
menjadi ciri khas lain kain yang dibuat dengan cara tradisional ini.
Tenun
baduy memiliki motif yang sangat bervariasi dan dari setiap motifnya memiliki
makna, fungsi dan arti yang berbeda yang pada umumnya motif dari kain tenun
baduy menyampaikan pesan-pesan moral yang positif. Pesan moral yang tercermin
dari motif kain tenun baduy ini menitik beratkan pada alur hidup yang bijaksana
dan sederhana motif kain tenun baduy juga menyampaikan bahwa di dunia ini
terdapat suatu hal yang tak terduga, bisa kejadian yang membahayakan juga
sesuatu yang membawa kita pada kebahagian.
Kain
tenun Suku Baduy dibuat dengan bantuan alam dan proses pembuatan dimulai dengan
kapas yang dipintal hingga membentuk benang, Dari benang inilah proses
pembuatan kain tenun akan dilanjutkan dengan kegiatan menenun, kemudian ditenun
dengan alat dari kayu dan bambu yang ada di sekitar mereka. Pengetahuan tentang
kapas sebagai bahan benang diduga telah dimiliki oleh Orang Kanekes sejak lama.
Proses pembuatan kain tenun ini dilakukan oleh kaum wanita di Suku Baduy,
Kegiatan ini hanya boleh dilakukan oleh kaum wanita Suku Baduy. Mitos yang
berkembang menceritakan bahwa apabila ada pihak laki-laki yang melakukan
kegiatan menenun maka perilaku laki-laki tersebut akan berubah menyerupai
perilaku wanita.
Proses
menenun bisa berlangsung mulai dari hitungan minggu hingga berbulan-bulan.
Lamanya proses ini disebabkan oleh besar dan kerumitan membuat motif kain.
Biasanya motif kain Suku Baduy berupa garis warna-warni dan motif yang
terinspirasi dari alam. Kain tradisional Suku Baduy selalu digunakan dalam
pembuatan baju adat. Terlebih lagi jika menyangkut dengan Suku Baduy Dalam yang
masih memegang teguh aturan adat. Pakaian harus terbuat dari kapas dan tidak
boleh menggunakan mesin jahit dalam pembuatannya.
Kain disini didominasi dengan warna putih untuk suku
baduy dalam. Warna ini diartikan dengan suci dan aturan yang belum terpengaruh
dengan budaya luar. Sedangkan bagi masyarkat baduy luar, kain berwarna hitam
dan biru tua menjadi warna yang sering dipakai. Untuk kaum perempuan kain
digunakan dalam membuat baju adat yang memiliki bentuk menyerupai kebaya
Penggunaan kain tenun suku baduy tidak hanya
diperuntukan bagi pakaian adat saja. Melaikan baju pariwisata di Baduy Luar
dimanfaatkan para penduduk sekitar untuk menjual kain kepada wisatawan yang
banyak berkunjung ke daerah mereka. Kain ini biasanya di jadikan buah tangan
sebagai tanda pernah berkunjung ke Suku Baduy. Kain tenun di sini juga bisa
dijadikan taplak meja atau hiasan cantik dekorasi rumah anda.
Komentar
Posting Komentar